Hindu Loka
Wawasan Pengetahuan Spiritual Alam Semesta (Loka) Hindu Veda
Alam (loka) merupakan bagian dari kehidupan yang tersusun dari segala unsur non manusiawi (infrahuman) di semesta. Unsur-unsur tersebut yaitu matahari, tanah, udara, flora, fauna, dan yang lainnya. Semua unsur dalam alam atau bumi memiliki hubungan/interaksi antara satu dengan yang lainnya. Salah satu contohnya yaitu oksigen dari udara yang digunakan oleh makhluk hidup (termasuk tanaman) untuk proses respirasi dan fotosintesis, dan tanaman digunakan sebagai makanan mahluk hidup lainnya. secara lebih konkret, hal ini bisa diwujudkan melalui prinsip eco-spiritual yakni melihat alam secara religius-spiritual, melihat alam bukan hanya dari yang kelihatan saja. Prinsip eco-spiritual yang dipegang perlu diaktualisasikan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari sebagai wujud nyata kepedulian kita terhadap ciptaan Tuhan.
Hindu Loka adalah jalan menuju Sumber Kebenaran Veda
Tuhan adalah sumber segala keberadaan bahkan juga merupakan sumber dari segala pengetahuan, Tuhan adalah obyek ilmu pengetahuan dan Tuhan adalah sumber utama dan pertama ilmu pengetahuan. Bukan hal yang mudah jika manusia ingin mengetahui segala sesuai tentang Tuhan. Tidak hanya karena keterbatasan yang dimiliki oleh manusia, namun juga karena Tuhan bukanlah sesuatu yang dapat dijangkau oleh pikiran manusia. Oleh sebab itu, mengkaji teks merupakan cara yang dapat ditempuh oleh manusia dalam memahami Tuhan. Tujuannya adalah untuk mempermudah pembaca dalam memahami ajarannya namun juga berupaya menyingkap pengetahuan paling rahasia yaitu pengetahuan tentang Tuhan.
Kosmologi Alam Semesta Loka Hindu
Kosmologi dalam Hindu merupakan derivat dari ilmu filsafat, sebagaimana karakter atau sifat dari ilmu filsafat yang merupakan sumber dari semua ilmu pengetahuan, maka dengan demikian kosmologi memiliki keterkaitan dengan berbagai bidang ilmu pengetahuan. Kosmologi adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk alam semesta, mulai dari kelahirannya atau keberadaannya, perkembangannya hingga kemusnahannya, sebagai suatu sistem yang teratur. Maka sesungguhnya kosmologi merupakan suatu pengetahuan yang memiliki jangkauan sangat luas menyangkut alam semesta yang di dalamnya terdapat seluruh ciptaan termasuk di dalamnya adalah manusia itu sendiri.
stilah kosmologi dalam agama Hindu dapat disejajarkan dengan istilah Viratvidya, karena virat sama artinya dengan kosmos atau alam semesta, dan vidya artinya pengetahuan. Ketika ditelusuri secara mendalam terhadap konsep filosofis, maka akan memiliki pengertian mengenai jagat raya atau bhuana agung yang ada di alam semesta ini. Melihat konsep kosmologi Hindu yang mengajarkan tentang asal usul penciptaan dan perkembangan alam semesta dengan menempatkan Tuhan yang kerap juga disebut jiwa semesta sebagai asal mula alam semesta ini.
Kosmologi berasal dari kata cosmology yang terdiri dari dua kata, yaitu kata cosmos (jagat raya atau alam semesta), dan kata logy/logos (ilmu pengetahuan). Jadi kosmologi adalah ilmu pengetahuan tentang alam semesta. Sedangkan kata cosmic artinya berkenaan dengan alam semesta.
Alam semesta dalam Hinduisme dinyatakan sebagai wujud sakti dari Tuhan atau disebut maya dari Tuhan. Prakerti sebagai asas dasar materi juga disebut maya, azas material ini dipergunakan oleh kepribadian Tuhan untuk melakukan penciptaan. Seluruh alam, bahkan yang paling rendah sekalipun melakukan usaha yang tiada hentinya, untuk menginginkan ke tingkatan berikutnya yang lebih tinggi, yang mana pada dirinya sendiri merupakan bayangan dari perwujudan yang lebih bawah. Prakerti, yang bukan atman atau serba benda yang dikeluarkan dari lingkungan oknum, tetap juga menginginkan untuk dapat kembali kepada atman, karena itu dihubungkan dengan oknum mutlak.
Filsafat Hindu Modern
Perkembangan ilmu pengetahuan modern sangat mempengaruhi konsepsi-konsepsi
para filosof tentang hubungan antara manusia dan alam semesta. Pertentangan antara para
pemikir yang menyusun alam semesta, dari konsep dan gagasan-gagasan a priori, dan
mereka yang memandang bahwa materi lebih dulu dari gagasan-gagasan, selalu ada dalam
sejarah filsafat, meskipun banyak dari antinomi ini, kaum idealis versus materialis,
metafisis versus positivistis, ontologi versus empiris dan sebagainya dalam berbagai cara,
pembedaan antara pendekatan Plato dan Atistoteles terhadap masalah alam semesta,
merupakan pertentangan khas antara mazhap-mazhap dalam filsafat.
Tuhan merupakan sumber dari semua yang ’ada’ di dunia ini, baik itu sumber dari pengetahuan, makhluk hidup, hingga alam semesta beserta isinya. Veda yang bersifat holistik terdiri dari rajutan berbagai ilmu pengetahuan, baik pengetahuan material (dunia, propan, aparavidya) maupun pengetahuan spiritual (akhirat, sakral, paravidya). Bhuwana Sangksepa sebagai sebuah naskah yang bersumber dari Veda, juga mengandung ajaran tentang tattwa dan ketuhanan yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam kehidupan.
Tuhan dalam Terminologi Saguna Brahman Meresap pada Alam Semesta (Makrokosmos)
Brahman (Tuhan) setelah menciptakan unsur-unsur, masuk kedalamnya. Ia adalah pribadi keemasan pada matahari. Ia adalah sinar dari roh yang selalu murni. Ia adalah sat cit ananda, Esa tanpa ada duanya. Brahman mengembangkan dirinya menjadi alam semesta guna lilà atau krida-Nya sendiri, tanpa mengalami perubahan sedikitpun dan tanpa menghentikan menjadi diri-Nya. Bahkan semesta ada pada pikiran Tuhan. Dalam Satapatha Bràhmana dan Chàndogya Upanisad dikatakan: ‘Sesungguhnya semua alam semesta ini adalah brahman’, dan juga, ‘jiwaku ini yang terdapat dalam jantung, inilah . Tuhan adalah semuanya yang lain, transenden dan sama sekali di luar alam semesta dan manusia tetapi dia masuk ke dalam manusia dan hidup di dalamnya dan menjadi isi yang paling dalam dari keberadaannya.
Tuhan dalam Terminologi Saguna Brahman yang Ada pada Diri Manusia (Mikrokosmos)
manusia berasal dari kata manu yang artinya pikiran atau berpikir. Manusia adalah kesatuan antara badan jasmani dan jiwa (atman). Sesungguhnya keberadaan manusia di dunia ini tidak terlepas dari keberadaan alam semesta, sehingga antara manusia dan alam memiliki keterkaitan yang sangat erat. Alam semesta disebut sebagai bhuana agung (makrokosmos) dan manusia disebut sebagai bhuana alit (mikrokosmos). Ketika mempelajari unsur-unsur yang membentuk alam semesta, maka unsur-unsur itu pula yang membentuk manusia, maka dikatakan apa yang ada pada alam semesta (makrokosmos) akan ditemukan juga pada manusia (mikrokosmos), begitu pula sebaliknya. Keberadaan makrokosmos (bhuana agung) dan mikrokosmos (bhuana alit) tidak terlepas dari adanya Brahma, karena Brahma merupakan asal mula dan tujuan atau sangkan paraning dumadi dari seluruh alam beserta segala 51 | SANJIWANI: Jurnal Filsafat Vol. 11 No. 1, Maret 2020 isinya. Konsep Tuhan meresap pada ciptaan-Nya khususnya pada manusia sebagai mikrokosmos. Bagaimana Tuhan (Brahman) ada pada semua organ-organ yang ada pada manusia. Tak ada yang luput dari-Nya. Namun, kesadaran ilahi pada diri manusia masih tersekat oleh adanya maya atau masih adanya kesadaran badan, sehingga manusia tidak menyadari jika Tuhan pun ada pada dirinya, kecuali seseorang telah memahami pengetahuan tentang jati diri sesungguhnya (atma vidya). Oleh sebab itu, diperlukannya pendalaman ajaran tentang Tuhan (Brahma Vidya).